Indonesia mulai serius mendorong penggunaan mobil listrik (EV) sejak 2019, ditandai dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Tujuannya jelas: mengurangi emisi karbon, menekan impor BBM, dan mendorong industri otomotif nasional ke arah yang lebih modern dan ramah lingkungan.
Dukungan Pemerintah
Pemerintah memberikan slot qris 10rb berbagai bentuk insentif dan dukungan untuk mempercepat adopsi mobil listrik, antara lain:
-
Insentif Pajak: PPN mobil listrik diturunkan, bahkan beberapa daerah memberikan bebas biaya balik nama kendaraan.
-
Subsidi Pembelian: Pemerintah memberikan subsidi pembelian mobil listrik hingga puluhan juta rupiah per unit.
-
Pembangunan Infrastruktur: PLN bersama swasta membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di kota-kota besar.
-
Industri Baterai Lokal: Indonesia mendorong pembangunan ekosistem baterai listrik karena memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
Perkembangan Pasar Mobil Listrik
Pasar mobil listrik di Indonesia tumbuh pesat. Beberapa model yang cukup populer di pasaran antara lain:
-
Hyundai Ioniq 5 – SUV listrik pertama yang dirakit di Indonesia (pabrik Hyundai di Cikarang).
-
Wuling Air EV – Mobil listrik mungil dengan harga terjangkau, laris di perkotaan.
-
Toyota bZ4X – SUV listrik yang menjadi andalan Toyota di segmen EV.
-
Lexus UX 300e – Mobil listrik premium untuk segmen menengah ke atas.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik pada 2023–2024 meningkat lebih dari 300% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Infrastruktur Pengisian Daya
Hingga 2025, sudah ada lebih dari 1.000 titik SPKLU di Indonesia, tersebar di Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, hingga Bali. Selain SPKLU, juga ada Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) yang mendukung kendaraan listrik roda dua.
Namun, tantangan masih ada: infrastruktur pengisian belum merata di daerah-daerah kecil, sehingga pengguna mobil listrik masih merasa terbatas dalam perjalanan jarak jauh.
Tantangan Perkembangan Mobil Listrik
-
Harga Masih Tinggi
Mobil listrik masih lebih mahal dibanding mobil bensin atau hybrid sekelasnya. Hal ini menjadi hambatan bagi masyarakat luas untuk beralih. -
Keterbatasan Infrastruktur
Walau jumlah SPKLU terus bertambah, penyebarannya masih terkonsentrasi di kota besar. -
Edukasi Masyarakat
Banyak masyarakat masih ragu soal perawatan, keamanan baterai, hingga harga jual kembali mobil listrik. -
Kapasitas Produksi Lokal
Industri otomotif dalam negeri baru mulai mengembangkan mobil listrik, sehingga sebagian besar masih bergantung pada impor.
Masa Depan Mobil Listrik di Indonesia
Pemerintah menargetkan pada 2030, setidaknya 2 juta mobil listrik beroperasi di jalanan Indonesia. Dengan potensi cadangan nikel sebagai bahan baku utama baterai, Indonesia bisa menjadi pusat produksi EV dunia.
Jika dukungan regulasi, infrastruktur, dan teknologi terus berkembang, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi salah satu pasar mobil listrik terbesar di Asia.
Perkembangan mobil listrik di Indonesia menunjukkan tren yang positif dan menjanjikan. Dukungan pemerintah, investasi produsen otomotif, serta kesadaran masyarakat yang mulai meningkat menjadi kunci keberhasilan. Meski masih ada tantangan seperti harga tinggi dan infrastruktur terbatas, masa depan kendaraan listrik di Indonesia terlihat cerah dan siap membawa industri otomotif nasional ke level berikutnya.